Keluhan Pemain Call of Duty: Activision Paksa Iklan di Dalam Game!

author Digicrunch | Senin, 2 Juni 2025

news

Komunitas game global, khususnya para penggemar setia franchise Call of Duty, sedang dilanda gejolak kemarahan. Pasalnya, laporan terbaru mengindikasikan bahwa Activision, penerbit di balik seri game tembak-menembak populer ini, diam-diam mulai memaksakan iklan masuk ke dalam game Call of Duty: Black Ops 6 dan Warzone. Implementasi iklan ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga ditempatkan di lokasi yang sangat strategis dan sering dilihat oleh pemain, seperti di layar pemuatan (loadout) dan di antara menu-menu utama. Para pemain yang telah mengeluarkan uang untuk game atau menghabiskan waktu berjam-jam di Warzone merasa dikhianati dan dieksploitasi, menciptakan gelombang protes keras di berbagai platform media sosial dan forum daring.


Pengalaman yang dirasakan pemain Call of Duty saat ini mulai disamakan dengan pengalaman bermain game mobile gratisan, di mana iklan pop-up atau spanduk adalah hal yang lumrah. Namun, Call of Duty, baik dalam versi premium maupun mode Warzone yang sangat populer, selalu memposisikan dirinya sebagai produk berkualitas tinggi yang menawarkan pengalaman imersif. Penambahan iklan yang dipaksakan ini secara langsung merusak citra tersebut, menghilangkan ilusi dunia game dan secara konstan mengingatkan pemain bahwa mereka adalah target audiens untuk pemasaran. Banyak yang berpendapat bahwa ini adalah langkah yang sangat agresif dalam monetisasi, melampaui batas wajar dari pembelian dalam game atau battle pass yang sudah ada.


Reaksi komunitas sangat cepat dan masif. Ungkapan "Activision telah keterlaluan" menjadi sentimen umum. Para pemain merasa bahwa keputusan ini menunjukkan bahwa Activision lebih mementingkan keuntungan jangka pendek daripada menjaga hubungan baik dengan basis penggemar setia mereka. Mereka mempertanyakan etika di balik memasukkan iklan ke dalam game yang sebagian besar pemainnya telah membeli dengan harga penuh, atau setidaknya menginvestasikan waktu dan uang mereka ke dalam ekosistem Warzone. Hashtag yang menyuarakan ketidakpuasan telah menjadi tren, dengan banyak pemain mengancam untuk berhenti bermain atau memboikot produk Activision di masa depan jika praktik ini terus berlanjut.


Dari sudut pandang Activision, langkah ini mungkin dilihat sebagai cara untuk membuka aliran pendapatan baru di tengah persaingan pasar game yang ketat dan biaya pengembangan game yang terus meningkat. Namun, strategi ini tampaknya datang dengan harga yang sangat mahal: hilangnya kepercayaan dan loyalitas pemain. Sejarah menunjukkan bahwa komunitas game sangat vokal dan responsif terhadap kebijakan yang dianggap merugikan mereka. Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Activision akan mendengarkan masukan dari komunitasnya atau terus maju dengan strategi monetisasi yang lebih agresif ini.


Dampak jangka panjang dari keputusan ini bisa sangat signifikan. Jika praktik semacam ini menjadi preseden, bukan tidak mungkin game-game AAA lainnya akan mengikuti jejak serupa, mengubah lanskap industri game menjadi lebih dipenuhi iklan, bahkan di dalam pengalaman inti permainan. Ini bisa menjadi titik balik di mana pengalaman bermain game yang murni, yang seharusnya menjadi fokus utama, terganggu oleh tekanan komersial yang berlebihan, sehingga secara perlahan mengikis esensi mengapa orang bermain game. Komunitas Call of Duty, yang dikenal karena dedikasi dan volumenya yang luar biasa besar, kini menghadapi tantangan untuk menyuarakan protes mereka secara efektif agar Activision mempertimbangkan kembali kebijakan yang sangat tidak populer ini. Jika tidak ada respons positif dari pihak pengembang, tekanan dari komunitas dapat berujung pada penurunan jumlah pemain yang signifikan, penjualan yang lesu untuk rilis-rilis di masa depan, atau bahkan migrasi massal pemain ke franchise game pesaing yang menawarkan pengalaman bebas iklan. Perdebatan ini dengan jelas menyoroti batas tipis antara monetisasi yang wajar dan eksploitasi pemain yang dapat merusak fondasi sebuah waralaba game yang selama ini telah dibangun dengan susah payah. Ini adalah ujian bagi Activision untuk menunjukkan apakah mereka benar-benar mendengarkan basis penggemar mereka atau hanya melihat mereka sebagai sumber pendapatan semata.



news

Of the Author

Digicrunch

Anda mungkin juga tertarik

news Games

Capcom vs. SNK 2 Menang Telak dalam Polling Favorit Capcom Fighting Collection 2

Digicrunch | Selasa, 20 Mei 2025

news Games

Epic Minta Hakim Paksa Apple Buka Jalan Kembali untuk Fortnite di App Store AS

Digicrunch | Selasa, 20 Mei 2025

news Games

Trailer Yu-Gi-Oh! Early Days Collection Memperkenalkan Fitur Online dan Fitur Baru Lainnya

Marshanda | Rabu, 29 Januari 2025